Kamis, 24 September 2009
diwaktu hujan turun SIAL pun datang
Hari menjelang petang seiring berjalannya waktu, mendung yang menyelimuti hari mulai berganti dengan butiran-butiran kecil air yang jatuh dari langit.
Setelah malam menjelang suasana pun berbah menjadi gelap gulita, karena aliran listrik padam. Suasana yang tenang degan bunyi air hujan yang turun, seolah memberikan instrumen tersendiri. Membuat semua orang yang mendengar terbuai dan ingin memulai waktu istirahatnya.
Akan tetapi akan tiba-tiba, terdengar bunyi beisik dan aneh yang membuat jengkel diri ini.
SIAL!!! teriak dalam hatiku. Ku buka tirai jendela kamarku dan kulihat napak remang-remang hitam kecil melompat-lompat dibawah guyuran air hujan, kemudian bernyanyi-nyanyi. Seolah dunia ini milik mereka, sama dengan manusia yang sedang memadu kasih yang menganggap orang lain cuma numpang ditempat mereka.
Kemudian sikecil hitam yang suka melopat-lompat tersebut mulai mengejek diriku. Sikodok mulai bercumbu dengan pasangannya masing-masing, seolah-olah mereka ingin membuktikan sikodok yang kecil bersuara jelek saja bisa mempunyai pasangan kenapa saya tidak. Dan sikodok pun bersuara makin keras dan bersahut-sahutan, seolah-olah sikodok ingin agar aku melihat mereka bercumbu mesra dengan pasangannya.
SIAL!!! kata dalam hatiku. Walaupun sebenarnya aku iri melihat sikodok yang sedang asik berpasang-pasangan dan bercumbu mesra. Tetapi apa boleh buat, aku mencoba mulai rebahkan badanku kembali. Dan mulai tidur dengan perasaan yang tidak karuan dan tidak nyaman. Suasana yang semula tenang, berubah berisk dengan nyanyian-nyanyian sikodok yang terus menerus tiada henti.
Langganan:
Postingan (Atom)